JAKARTA, iNewsSidoarjo.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan kepada seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk senantiasa mematuhi para ulama.
Menurutnya, kepatuhan itu diwujudkan dengan kesiapan membantu para ulama dalam menjalankan tugas-tugasnya. Hal ini disampaikan saat memberi pengarahan dalam peluncuran dan Sosialisasi Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) di Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Kalau kiai mengajar, kita santri tekun mendengarkan ajaran-ajarannya. Kalau kiai bekerja untuk masyarakat, kita santri-santri siap sedia menyingsingkan lengan baju untuk membantu kiai-kiai kita,”kata Gus Yahya dikutip dari okzone.con melalui laman resmi NU Online, Senin (2/9/2023).
"Tidak ada tawar-menawar, kita ikuti kiai-kiai kita. Siap mengikuti Kiai NU? Siap mendukung Kiai NU? Siap patuh kepada Kiai NU?. Alhamdulillah,”tanya Gus Yahya. yang disambut dengan jawaban ‘siap’.
Penegasan untuk patuh kepada para kiai lanjut Gus Yahya menjadi hal yang penting karena saat ini, seluruh warga NU memasuki masa-masa di mana kesetiaan, tekad, dan baiat sebagai kader akan diuji oleh sejarah.
“Kita tidak boleh berkhianat dari baiat yang telah kita ucapkan. Kita tidak boleh bergeser sedikit pun dari kiadah para ulama Ahli Sunah Wal Jamaah yaitu ulama-ulama Nahdlatul Ulama,”ucapnya.
Maka ketika ulama-ulama NU menyatakan bahwa negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bersendikan Bhinneka Tunggal Ika maka itu menjadi sebuah keputusan yang final.
“Final. Kita tidak boleh melirik apapun selain itu. Kita tidak akan pernah berpikir untuk mencari yang lain selain itu. Dan kita tidak akan pernah berdamai dengan siapapun yang tidak mau mengikuti Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ucapnya.
Dengan demikian, lanjutnya prinsip ini harus dipegang teguh dan tidak boleh tergoyahkan hanya karena materi, jabatan, dan kekuasaan. Terlebih pada masa memasuki pesta demokrasi lima tahunan pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif pada 2024.
Lebih lanjut dia mengatakan NU adalah gerakan yang mewujudkan apa yang menjadi kiprah dan tradisi para ulama Nusantara. Para ulama bukan hanya para pengabdi ilmu dan hanya menekuni ilmu-ilmu saja.
Akan tetapi, para ulama terbukti oleh sejarah menjalankan peran mengasuh, mendampingi, dan mengayomi umat (ri’ayatul ummah).
"Para ulama ini memandang umat ini dengan cara pandang rahmah, dengan cara pandang yang penuh kasih sayang, dengan cara pandang yang siap untuk mengambil tanggung jawab mengupayakan maslahat bagi umat,” tuturnya. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait