SURABAYA, iNewsSidoarjo.id – Kebudayaan adalah jiwa dari sebuah pembangunan. Kesenian adalah salah satu organ pentingnya.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Teater Api Indonesia, M. Saleh, dalam momen peringatan 30 Tahun Perjalanan Teater Api Indonesia di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Gedung Balai Pemuda Surabaya, Jumat (28/7) malam.
Teater Api Indonesia adalah bagian dari komunitas kesenian di Kota Surabaya ini telah melihat bagaimana kota ini dibangun. baik secara fisik infrastruktur, maupun sumber daya manusia atau segi sosial kebudayaannya.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astutik sangat mengapresiasi perjalanan 30 tahun yang telah ditempuh sebuah kelompok teater di Kota Surabaya ini. Reni menggaris bawahi pencapaian dari perjalanan tersebut.
"Sebagai kelompok yang fokus pada kegiatan seni budaya, tentu akan memberi sumbangsih pada perkembangan budaya di Kota Surabaya ini. Semoga di usia 30 tahun, kontribusi teater Api Indonesia makin nyata mewarnai perkembangan kebudayaan," ungkap Reni, Sabtu (29/7/2023).
Adapun Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jatim, Yordan M Bataragoa, memberikan apresiasi kepada Teater Api Indonesia yang melibatkan pemerintah dalam even-even kesenian.
"Hal ini penting karena pemerintah ikut andil dalam menghidupkan kebudayaan masyarakatnya. Demikian pula kesenian, harus diperhatikan dan dilestarikan agar generasi muda mengenal budaya khas kotanya," paparnya.
Kegiatan seni budaya, merupakan kegiatan keseharian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur (Disbudpar Jatim). Sayangnya, Kepala Disbudpar Jatim tidak bisa hadir dan diwakili oleh Sub Koordinator Pembinaan Seni Budaya Kartika Widyawati.
Dalam sambutan Kadisbudpar Jatim yang disampaikan oleh Kartika, bahwa kegiatan seni budaya di masyarakat adalah hal yang memang perlu mendapat apresiasi lebih dan perhatian dari pemerintah setempat.
Dengan kelompok seni dan budaya seperti Teater Api Indonesia senantiasa memberikan masukan untuk pengembangan dan pembangunan kota Surabaya. Sementara M Saleh menambahkan, momen peringatan ini juga menjadi penguatan dialog dalam dunia teater dimana Teater Api dalam perjalanan proses kreatif memilih dalam konsep teater tubuh sebagai ruang eksplorasi.
"Pembangunan kota tanpa melihat sisi kebudayaan, termasuk juga karakter masyarakat, tidak akan memiliki jiwa dan karakter. Teater Api Indonesia memiliki tanggung jawab untuk turut menyikapi sebagai bagian dari warga Kota Surabaya, bagian dari Provinsi Jawa Timur, bagian dari Indonesia dan bagian dari warga dunia," jelasnya.
Tak hanya itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Surabaya, Chrisman Hadi, melihat komitmen komunitas teater yang lahir di tahun 1993 ini dalam konsep kebangsaan yang kuat. Namun Chrisman melihat perjalanan 30 tahun yang sudah dilewati namun Teater Api masih hadir dan berkarya, Turut hadir dalam momen peringatan tersebut, Head of Language Wisma Jerman, Hannilette Diola, Cultural Program Wisma Jerman, Dhahana Adi serta dan Studentin Wisma Jerman, Lea Lunetta. Sementara dari Institut Francias Indonesia hadir Direktur IFI, Sandra Vivier dan Bidang Komunikasi dan Kebudayaan Pramenda Krishna.
Dalam momen peringatan anniversary ini, Teater Api Indonesia menggelar serangkaian acara. Mulai dari pameran seni rupa, yang menampilkan karya dari 4 seniman anggota Teater Api, Slamet Gaprak, Ridho dan M Saleh. Berikutnya, Sabtu (29/7) dilanjutkan dengan peluncuran website dan pemutaran video pertunjukkan.
Selanjutnya, Minggu (30/7) akan digelar pertunjukkan teater oleh Tony Broer, aktor, sutradara sekaligus dosen ISBI Bandung. Terakhir, peringatan ini ditutup dengan diskusi seni dan kebudayaan dengan pembicara Halim HD, networker kebudayaan dari Surakarta. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait