5 Tokoh Perlawanan Aceh, Pahlawan dari Tanah Rencong yang Ditakuti Penjajah

Tim iNewsSidoarjo.id
Tokoh Perlawanan Aceh, Pahlawan nasional dari Aceh, Teuku Umar. (Foto : ist).

ACEH, iNewsSidoarjo.id - Dalam sejarah Indonesia, Aceh ( Tanah Rencong ) merupakan salah satu wilayah nusantara yang begitu ditakuti para penjajah. Aceh menjadi daerah yang tidak mudah ditaklukan oleh Belanda selama masa penjajahan di Hindia Belanda.

Dikutip dari iNews.id, adapun para tokoh perlawanan Aceh sebagai berikut :

1. Teuku Umar

Teuku Umar adalah pahlawan nasional kelahiran Meulaboh, Aceh, pada tahun 1854. Ia merupakan tokoh perlawanan asal Aceh pertama yang mendapatkan gelar pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 217/1955 yang dikeluarkan pada tahun 1955.

Bersama dengan istrinya, Cut Nyak Dhien, Teuku Umar juga menerapkan strategi perang gerilya yang terbukti efektif. Ia juga pernah berpura-pura bersekutu dengan pihak Belanda sebagai cara untuk mengumpulkan persenjataan.

Teuku Umar dikenal sebagai pemimpin yang berani dan tegas dalam memimpin perang gerilya melawan penjajah. Keteguhan hati dan semangat juangnya telah menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah dalam menghadapi penindasan.

Namun, nasib tragis menimpa Teuku Umar ketika ia terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Van Heutsz di Ujong Kalak, Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, di mana ia gugur dalam pertempuran tersebut.

2. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien adalah seorang Pahlawan Nasional yang lahir di Lampadang, Aceh Besar, pada tahun 1848. Ia bersama sang suami, Teuku Umar, dan rakyat Aceh melakukan perlawanan untuk mengusir para penjajah dari Tanah Rencong.

Cut Nyak Dhien menjadi simbol perlawanan dan semangat juang bagi rakyat Aceh. Ketegasan dan keberanian beliau dalam memimpin perlawanan melawan penindasan kolonial masih diingat hingga saat ini. Ia wafat pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang, Jawa Barat.

Penghargaan gelar pahlawan nasional diberikan kepada Cut Nyak Dhien melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 106/TK/1964 pada tanggal 2 Mei 1964.

Meskipun suaminya, Teuku Umar, telah meninggal dunia, Cut Nyak Dhien tidak berhenti dalam perjuangannya melawan penjajah. Ia terus melancarkan serangan gerilya terhadap penjajah.

3. Cut Ngak Meutia

Sementara itu Cut Nyak Meutia adalah seorang pahlawan wanita Aceh kedua yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Pahlawan wanita ini lahir di Keureutoe, Aceh Utara, pada tanggal 15 Februari 1870.

Keberanian dan dedikasinya dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh dan Indonesia membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh perlawanan yang berpengaruh Tahun 1964, ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 107/1964.

Cut Nyak Meutia dikenal karena perannya dalam perjuangan melawan Belanda bersama pasukan Inong Balee, sebutan untuk janda-janda pejuang Aceh.

Ia gugur pada tanggal 24 Oktober 1910 dalam pertempuran melawan Belanda di Alue Kurieng, Aceh Utara, dan dimakamkan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Lipeh, Aceh Utara.

4. Sultan Iskandar Muda

Adalah seorang sultan yang paling termasyhur pada masa Kesultanan Aceh. Sultan Iskandar Muda lahir pada tahun 1583 dan di masa pemerintahannya, Kesultanan Aceh Darussalam menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia.

Sultan Iskandar Muda meninggal pada tahun 1636 dan dimakamkan di kompleks Kandang Mas, Banda Aceh.

Sultan Iskandar Muda akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 14 September 1993 melalui Keputusan Presiden Nomor 077/TK/Tahun 1993.

5. Laksamana Malahayati

Pahlawan Nasional terakhir dari Aceh adalah Laksamana Malahayati. Nama asli dari Laksamana Malahayati ialah Keumalahayati. Laksamana wanita pertama di dunia ini dilahirkan di Aceh Besar pada tahun 1550.

Dengan bantuan dari 2.000 pasukan Inong Balee, yang terdiri dari para janda pejuang, ia berhasil membunuh Cornelis de Houtman, salah satu pemimpin Belanda yang terkenal.

Itulah para tokoh perlawanan Aceh yang mendapat gelar pahlawan nasional atas jasanya bagi bangsa Indonesia.

Pengangkatan Laksamana Malahayati sebagai Pahlawan Nasional terjadi melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 115/TK/Tahun 2017 pada tanggal 6 November 2017. Momen paling bersejarah dalam perjuangan Laksamana Malahayati terjadi pada tanggal 11 September 1599.

Editor : Nanang Ichwan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network