Sapi Terinfeksi Virus LSD, Ini yang Dilakukan Peternak di Balongbendo

Tim iNewsSidoarjo.id
Peternak sapi Mustofa saat akan memberikan vitamin pada ternaknya.(Foto:Tim iNewsSidoarjo)

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id-Maraknya penularan Lumpy Skin Disease Virus atau Virus LSD yang menyerang ternak sapi belakangan ini, peternak sapi di Sidoarjo melakukan beberapa upaya mandiri sebagai antisipasi pencegahan dan penyembuhan bagi sapi yang sudah terpapar virus tersebut.

Gejala virus LSD sendiri ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.

Mustofa, peternak sapi di Desa Gagang Kepuhsari, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo mengatakan, sedikitnya ada 2 ekor sapi di kandangnya yang sempat terjangkit virus mematikan ini, dua bulan terakhir.

"Saya tangani sendiri saya suntik Biodin lalu saya kasih telur dan minuman teh pucuk. Jika benjolan di tubuh sapi sudah meletus itu berarti sembuh. Kalau belum meletus masih kesakitan sapinya," ucap Mustofa saat ditemui di kandangnya, Kamis, (1/6/2023).

Menurut cerita Mustofa, tak sedikit ternak sapi milik tetangganya yang mati karena terjangkit virus LSD. Ia menjelaskan, dampak virus ini jika tak segera ditangani maka sapi dipastikan akan mati dalam jangka waktu 3 hari.

"Hidungnya basah, bau, gak mau makan, paginya jatuh dan sudah bisa dipastikan itu sapi bakal mati dalam waktu dekat," terangnya.

Sebagai upaya pencegahan kepada sapi yang belum terpapar LSD, Mustofa rajin menyuntik sendiri ternak sapinya dengan Vitamin Biodin. Untuk sapi besar dosisnya sebanyak 20 ml selama 4 hari sekali, dan memberi minuman teh pucuk kepada sapinya, masing-masing 3 botol per ekor.

"Biodin itu multivitamin untuk daya tahan tubuh. Bisa digunakan untuk sapi tapi dosisnya yang beda dengan manusia. Sedangkan teh pucuk, itu menurut pengalaman saya sendiri. Sapi yang terkena LSD iseng saya kasih teh pucuk besoknya sembuh," kata Kepala Desa Gagang Kepuhsari ini.

Mustofa menjelaskan lebih lanjut, dampak penularan virus LSD berbeda dengan virus PMK. jika terkena PMK, sapi masih bisa bertahan agak lama meskipun kondisinya sakit. Resiko kematian kecil. Sedangkan LSD ini dampaknya lebih cepat. Sapi sehat tiba-tiba gak mau makan besoknya mati.

"Seperti kena jantung gitu tiba-tiba meninggal besoknya kalau telat menangani," tutupnya.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network