Pembengkakan Saraf Mata Yang Diderita Kurnia Meiga, Ini Faktanya

Wiewie Hariani MNC Portal Jurnalis
Kurnia Meiga (Foto: ist)

OLAHRAGA-iNewsSidoarjo.id-Mantan kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga baru-baru ini akhirnya mendapat bantuan pemeriksaan medis berkat bantuan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Seperti diketahui, Kurnia Meiga mengalami gangguan pada pandangan mata sejak 2017.

Akibat penyakitnya tersebut, Kurnia Meiga harus rehat dulu dari dunia sepakbola. Ia harus berjuang untuk sembuh dari penyakitnya. Bahkan kiper berusia 33 tahun itu sempat dikabarkan semakin miris kondisinya.

Dia harus menjual atribut seperti medali dan jersey, untuk menyambung hidup serta membayar biaya pengobatan.

Lantas, gangguan mata seperti apa yang diderita Kurnia Mega selama ini?

Berikut ulasannya, Senin, (22/5/2023). Seperti dikutip iNewsSidoarjo.id dari okezone.com.

Usut punya usut, selama ini Kurnia Mega mengalami gangguan pada fungsi penglihatan dan didiagnosa mengalami Papilledema atau pembengkakan saraf mata.

Secara medis, Papiledema merupakan kondisi dimana saraf optik mata pada area cakram optik (optic disc) mengalami pembengkakan akibat tekanan intrakranial.

Tekanan intrakranial ini bisa terjadi baik karena proses inflamasi maupun non inflamasi. Cakram optik merupakan area masuknya saraf optik ke dalam bagian belakang bola mata. Saraf-saraf optik tersebut terdiri atas kumpulan serat-serat saraf yang membawa informasi visual, menghubungkan antara otak dengan retina.

Biasanya, saat seseorang mengalami papiledema, cakram optik mengalami pembengkakan.

Karena itu, penderita biasanya perlu segera mendapatkan penanganan medis agar tidak timbul komplikasi seperti pendarahan otak, tumor otak, kebutaan, atau stroke.

Lantas, apa penyebab papilledema?

Kondisi ini bisa terjadi karena peningkatan tekanan intrakranial, yaitu adanya tekanan di dalam rongga kepala, di sekitar otak.

Ketika tekanan intrakranial meningkat, cakram optik akan tertekan sehingga membengkak. Cedera kepala menjadi penyebab paling umum yang memicu terjadinya peningkatan tekanan intrakranial.

Misalnya benturan saat jatuh, terkena pukulan atau hantaman keras di kepala. Tekanan intrakranial juga bisa terjadi karena peningkatan cairan serebrospinal. Yaitu cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Cairan ini berfungsi melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari kerusakan. Berikut beberapa gejala awal papilledema:

1.Penglihatan yang mendadak hilang dalam beberapa detik.

2.Pandangan mulai kabur

3.Terjadi penglihatan ganda

4.Ada kilatan cahaya di pandangan

5. Sakit kepala 6.Mual hingga muntah-muntah.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network