Warga Diminta Waspada oleh BKSDA Kalteng, usai Buaya Muncul Dekat Sekolah

Antara
Seekor buaya muncul di dekat SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng). (Foto: Ilustrasi buaya/Ist)

SAMPIT, iNewsSidoarjo.id - Seekor buaya muncul di dekat SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng).

Tak urung, dengan adanya kemunculan hewan itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng meminta masyarakat untuk waspada.

Melangsir dari iNews.id kemunculan buaya itu menjadi perhatian masyarakat setelah seorang warga sempat mengabadikannya menggunakan kamera telepon seluler.

Video itu dengan cepat menyebarkan dan menimbulkan tanggapan dari masyarakat yang umumnya khawatir, karena kemunculan buaya itu dekat dengan sekolah. Berdasarkan tayangan video terlihat, buaya muncul di anak sungai kecil yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan.

Buaya muara itu diperkirakan memiliki panjang lebih dari dua meter itu terlihat sedang berjemur di bantaran anak sungai tersebut.

Menindaklanjuti laporan kemunculan buaya di dekat SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan, pihak BKSD Kalteng segera ke lokasi. Mereka akan memasang spanduk berisi imbauan untuk lebih waspada terhadap kemunculan dan serangan buaya.

BKSDA juga akan mengedukasi masyarakat agar bisa menghindari serangan buaya.

"Kami sudah menerima laporan itu dan segera kami tindaklanjuti. Kami segera ke lokasi tempat buaya terlihat muncul dan mengimbau masyarakat lebih waspada," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah, Minggu (26/2/2023).

Seperti diketahui, serangan buaya sangat rawan terjadi saat hari gelap. Untuk itu masyarakat diminta lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai.

Warga disarankan menghindari beraktivitas saat hari gelap karena rawan serangan buaya. Kemunculan buaya di sekitar permukiman diduga karena kelaparan.

Satwa ganas itu mencari makan hingga ke perairan dekat permukiman, karena semakin sulit mendapatkan makanan di habitat aslinya, akibat ekosistem terganggu, sehingga sumber makanan semakin berkurang. Muriansyah mengatakan, pihaknya akan melakukan observasi terlebih dahulu.

Saat ke lokasi, pihaknya juga akan membawa satu set jerat dan pancing buaya, tetapi untuk pemasangannya, akan dilihat situasi dan kondisinya.

"Kalau dipasang pun, kami minta bantuan warga untuk ikut memantau, karena di sana kawasan pasang surut, sehingga umpan bisa tergantung pas surut, sedangkan saat sungai dalam, umpannya malah tenggelam," ungkapnya.iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network