Perempuan Ini Bangun dan Ungkap Yang Dilihat dan Dirasakannya Usai Mati Suri 8 Menit
WASHINGTON, iNewsSidoarjo.id – Seorang wanita Amerika Serikat yang dinyatakan mati suri selama delapan menit telah mengungkapkan seperti apa rasanya berada di sisi lain kesadaran.
Brianna Lafferty, seorang penduduk Colorado, mengatakan dia 'melayang' di atas tubuhnya yang tak bernyawa dan memasuki alam di mana waktu tidak ada. "Kematian adalah ilusi karena jiwa kita tidak pernah mati. Kesadaran kita tetap hidup. Dan hakikat kita berubah begitu saja. Pikiran saya langsung terwujud di akhirat. Saya menyadari bahwa pikiran kita membentuk realitas di sana, hanya butuh waktu, yang merupakan berkah," kata Lafferty, seperti dikutip dari sindonews.com pada Selasa (10/6/2025) melalui The Mirror.
Seorang wanita berusia 33 tahun itu menderita distonia mioklonus -- gangguan neurologis yang mengancam jiwa ketika tubuhnya 'menyerah' begitu saja. Lafferty mengatakan dia ingat mendengar suara yang menanyakan apakah dia siap, tetapi semuanya menjadi gelap setelahnya.
Meskipun dinyatakan meninggal secara klinis oleh para dokter, Ny. Lafferty mengatakan kesadarannya tidak ikut mati bersamanya. "Saya tiba-tiba terpisah dari tubuh fisik saya. Saya tidak melihat atau mengingat diri manusia saya. Saya benar-benar diam, tetapi saya merasa sepenuhnya hidup, sadar, dan lebih menjadi diri saya sendiri daripada sebelumnya. Tidak ada rasa sakit, hanya rasa damai dan kejelasan yang mendalam."
Selama berada di alam astral, Lafferty mengatakan bahwa ia menemukan bahwa keberadaan duniawi kita bukanlah akhir.
"Ada kehadiran, atau kecerdasan, yang lebih tinggi dari diri kita sendiri yang membimbing dan mengawasi kita dengan cinta tanpa syarat. Segala sesuatu terjadi sekaligus di sana, seolah-olah waktu tidak ada, tetapi ada tatanan yang sempurna."
Pengalaman mendekati kematian (NDE) itu rumit dan sulit dijelaskan, tetapi para ilmuwan telah berupaya memahaminya. Sebuah studi tahun 2022 mengklaim bahwa otak manusia dapat dengan cepat mengingat kembali peristiwa-peristiwa penting dalam hidup saat mereka berada di ambang kematian.
Banyak orang menggambarkan kejadian ini sebagai 'kehidupan yang berkelebat' di depan mata mereka. Melansir NDTV, bulan lalu, para peneliti di University of Calgary di Kanada mengklaim bahwa makhluk hidup memancarkan cahaya redup sepanjang hidup mereka yang hanya menghilang saat mereka mati.
Cahaya redup itu dikaitkan dengan fenomena yang disebut emisi foton ultralemah (UPE) yang dihasilkan oleh beberapa hewan hidup yang sangat kontras dengan tubuh mereka yang tidak hidup. iNewsSidoarjo TAG
Editor : Aini Arifin