get app
inews
Aa Read Next : Puji Ekonomi Indonesia, Bos IMF Bertemu Presiden Jokowi dan Menkeu

Serangan Iran ke Israel Berdampak pada Harga Minyak Mentah Meroket, Segini Prediksinya

Senin, 15 April 2024 | 21:46 WIB
header img
Harga minyak dunia diprediksi meroket usai serangan Iran ke Israel. Foto : ilustrasi/sindonews

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Harga minyak mentah diprediksi bakal meroket tinggi. Hal itu imbas dari serangan Iran ke Israel. Bahkan, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) diprediksi berpotensi menyentuh angka 100 dolar AS per barel.

Hal itu diakui Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji.

Menurut Tutuka, sebelum konflik antarkedua negara Timur Tengah itu pecah, yakni pada Februari 2024 lalu, harga minyak mentah sudah menunjukkan tren kenaikan kurang lebih 5 dolar AS per barel setiap bulannya.

"Jadi dengan adanya konflik baru Iran dengan Israel, ini sebetulnya tidak jauh dari angka 100 dolar AS per barel," ucap Tutuka dalam sebuah webinar bertemakan 'Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI' yang disaksikan secara virtual dilansir dari iNews.id, Senin (15/4/2024).

Namun, pemerintah masih menunggu reaksi dari Israel dan Amerika yang hingga kini memang belum mengeluarkan tanggapan apapun terhadap serangan tersebut terkait dampak perang terhadap harga minyak ini akan berkelanjutan atau tidak.

"Saya katakan tadi sependapat kemungkinan besar harga ICP naik 100 dolar AS. Tapi apakah berkelanjutan atau spike berhenti? Saya cenderung menunggu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut, jadi masih diskusi. Kemungkinan bisa lebih cenderung untuk spike dalam waktu yang tidak lama," kata dia.

Tutuka mengungkapkan, hal inilah yang dipantau oleh pihaknya dalam 40 bulan ke belakang, termasuk mengenai berbagai parameter seperti kurs, ICP (Indonesian Crude Oil Price) atau harga patokan minyak mentah Indonesia, serta faktor-faktor lainnya.

"Kalau kita soroti ICP dari bulan Februari sebetulnya dari Maret April naik terus. Kenaikan kurang lebih 5 dolar AS per bulan, keduanya ini sangat tidak menguntungkan kalau ditotal pengaruhnya ke Indonesia," pungkasnya.

Editor : Nanang Ichwan

Follow Berita iNews Sidoarjo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut