SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id - Kasus pembuangan bayi dan balita masih marak terjadi di Jawa Timur. Minimnya pemahaman masyarakat terkait pengasuhan dan adopsi bayi tanpa identitas turut menjadi persoalan serius.
Untuk itu, Dinas Sosial Jawa Timur melalui UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita (PPSAB) Sidoarjo terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat serta memperkuat sinergi lintas sektor dalam penanganan bayi terlantar.
Pelaksana Tugas Kepala UPT PPSAB Sidoarjo, Sri Mariyani, mengatakan bayi yang dirawat di PPSAB berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari bayi baru lahir yang dibuang, ditinggalkan di rumah warga, hingga ditemukan di tempat sepi. “Penyebabnya beragam, mulai hubungan di luar nikah, kondisi bayi tidak normal, hingga faktor ekonomi,” ujarnya saat menerima kunjungan Pengurus Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Jawa Timur, Rabu (24/12/2025).
Sri menegaskan, adopsi bayi terlantar tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Seluruh proses harus melalui prosedur resmi, termasuk pelaporan kepolisian, keterangan medis, serta investigasi terhadap calon orang tua angkat. “Ini untuk melindungi hak anak dan mencegah persoalan hukum di kemudian hari,” tegasnya.
Sepanjang tahun 2025, UPT PPSAB Sidoarjo merawat 44 anak, sekitar 90 persen merupakan korban pembuangan bayi. Mayoritas berusia 0–5 tahun, dengan kondisi beragam, mulai sehat hingga penyandang disabilitas seperti cerebral palsy dan hidrosefalus.
Sementara itu, Ketua FJPI Jawa Timur Catherin Elissen mengatakan kunjungan tersebut merupakan bagian peringatan HUT ke-18 FJPI sekaligus momentum berbagi kasih kepada balita terlantar. “Semoga bantuan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bentuk kepedulian kami terhadap anak-anak,” pungkasnya.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
