SOSOK sunan Kalijaga tidak asing lagi bagi kalangan muslim di tanah Jawa. Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Beliau (Sunan Kalijaga) merupakan putra dari adipati di Tuban Arya Wilatikta atau yang dikenal dengan Tumenggung Wilatikta.
Namun sebelum menjadi salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa Sunan Kalijaga berguru kepada Sunan Bonang. Pertemuan keduanya terjadi ketika Sunan Kalijaga masih masih menjadi perampok.
Melangsir dari okezone.com Rabu (6/4/2022) periode perjuangan Sunan Kalijaga atau Raden Sahid dalam menyebarkan agama Islam dimulai saat sang sunan ini menggantikan seorang pendakwah Islam di tanah Jawa bernama Syekh Subakir, yang kembali ke negara asalnya Persia.
Penggantian Syekh Subakir menjadikan langkah awal Raden Sahid mengikuti jejak para gurunya menyebarkan agama Islam dan sejak itu pula Raden Sahid resmi menjadi anggota Wali Songo, dengan sebutan Sunan Kalijaga.
Dikutip dari buku "Kesakitan dan Tarekat Sunan Kalijaga" tulisan Rusydie Anwar, Sunan Kalijaga diangkat menjadi Wali Songo pada periode III menggantikan Syekh Subakir. Ada beberapa pendapat yang menyebut, istilah Wali Songo itu sendiri sebenarnya adalah tim atau lembaga dakwah islam yang beranggotakan 9 orang wali.
Apabila ada anggota yang meninggal dunia atau kembali ke negara asalnya, maka wali lain yang akan mencarikan penggantinya. Hal ini terjadi saat Syekh Subakir kembali ke negaranya yang digantikan oleh Sunan Kalijaga.
sosok Sunan Kalijaga sendiri bukan hanya berdakwah di Pulau Jawa saja. Bahkan sebelumnya Raden Sahid sudah pernah memulai dakwahnya saat berada di daerah Pasai, Semenanjung Malaya, bahkan sampai di wilayah Pattani, Thailand.
Konon saat berdakwah di wilayah Pattani, Thailand, sosok Sunan Kalijaga bukan hanya dikenal sebagai penyebar agama Islam saja. Melainkan juga dikenal masyarakat di sana sebagai tabib yang hebat yang mampu menyembuhkan setiap orang.
Nama Raden Sahid kian dikenal masyarakat Thailand dan Pattani kalau itu terutama saat Sunan Kalijaga berhasil menyembuhkan penyakit yang diderita Raja Pattani. Oleh karenanya, Raden Sahid juga dikenal dengan sebutan Syekh Malaya atau Syekh Sa'id.
Sekembalinya ke tanah Jawa, Sunan Kalijaga kemudian mendapat tugas untuk menyebarkan agama islam. Beberapa daerah di Pulau Jawa pernah menjadi lokasi Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran agama Islam.
Ada tiga daerah yang dicatatkan sejarah pernah menjadi lokasi tempat penyebaran agama Islam dari Sunan Kalijaga. Daerah pertama Cirebon, sebagaimana disebutkan di Babad Cirebon, sekembalinya dari Palembang ke Pulau Jawa bertahan dan menyebarkan Islam di Cirebon. Sang waliullah ini menetap di sebuah desa yang kini dinamakan Desa Kalijaga yang lokasinya 2,5 kilometer ke arah selatan kota.
Cerita menarik datang saat awal kedatangan Sunan Kalijaga di Cirebon. Saat itu Raden Sahid sempat menyamar sebagai tukang sapu bersih masjid atau marbot di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon. Tapi hal itu diketahui oleh Sunan Gunung Jati.
Selain Cirebon, Yogyakarta juga menjadi tempat dimana Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam. Sunan Kalijaga berdakwah Islam tepatnya di daerah Sendang Kasihan. Daerah ini kini berada di Dusun Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Kadilangu, Demak menjadi daerah yang paling lama ditempati Sunan Kalijaga. Bahkan konon di daerah ini Sunan Kalijaga membina kehidupan rumah tangga hingga menghabiskan hidupnya sampai akhir hayat.
Di sini terdapat sebuah situs sejarah yang diyakini berhubungan erat dengan kiprah Sunan Kalijaga, salah satunya sebuah masjid yang dinamakan Masjid Sunan Kalijaga. Lokasinya berada Desa Kadilangu, Demak, tepatnya beberapa meter ke arah timur kompleks Makam Sunan Kalijaga dan makam istri, serta ayahnya Arya Wilatikta. iNewsSidoarjo.id
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait