GUNUNGKIDUL, iNews.id- Dua pasang pengantin melaksanakan akad nikah yang beda pada umumnya. Dua pengantin tersebut melakukan akad nikah di mulut Gua Ngingrong, di padukuhan Mulo Kapanewon Wonosari, Gunungkidul. Selasa (29/3/2022).
Tak hanya itu, Sebelum mereka mengucapkan janji suci untuk bersama, pasangan ini mengikuti rangkaian kegiatan yang cukup unik. Mereka masing-masing Yudi Nuryanto (29) warga Wukirsari, Cangkringan, Sleman dan Arismawati (48) warga Pakembinangun Sleman. Serta Rumadi (36) warga Ringinharjo, Bantul dan Rika (37) yang juga Ringinharjo, Bantul.
Gua Ngigrong sendiri merupakan gua yang sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai Global Network Gunungsewu. Keberadaan Gua Ngingrong di kawasan lembah karst yang berbentuk sebuah luweng (collapse dollin) atau biasa disebut sinkhole, di mana secara alami membentuk sebuah gua horizontal yang menampakan eksotis keindahannya.
Selain itu, alam juga memiliki wisata khusus yaitu flying fox dengan ketinggian 70 meter dan panjang 150 meter yabg menantang adrenalin dan nyali. Flying fox tersebut melintasi dua sisi yang berbeda dari luweng tersebut Prosesi dimulai dengan kirab pengantin dengan cucuk lampah 7 rebana Shoutul Fata dan pasangan pengantin membawa pohon kelapa gading muda. Sementara mahar yang digunakan adalah seperangkat alat salat dan satu toples walang goreng. Bersama penata rias, pasangan ini melewati pemeriksaan prokes oleh satgas Covid-19 menuju pelaminan.
Sesampainya di depan wahana flying fox ada pelaminan sederhana dengan latar belakang tebing gua yang berlafalkan Alloh. Prosesi acara sendiri dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon kelapa gading muda di lokasi oleh para calon pengantin dan panitia.
Kemudian, salah satu pengantin pria melakukan flying fox masih mengenakan baju pengantin lengkap. Sementara diujungnya sudah ditunggu oleh calon pengantin wanita sembari diiringi alunan irama musik hadroh (rebana) memecah keheningan alam. "Ini mengandung filosofi bahwa perjalanan panjang dalam pernikahan harus dilalui dengan bersama-sama," tutur Ketua Fortais dan Nikah Bareng Nusantara Ryan Budi Nuryanto, di sela acara.
Setelah itu, rombongan pengantin dan semua kru menurunin tebing dengan dipandu oleh tim dari Pokdarwis Gua Ngingrong. Medan yang cukup menantang tidak menyurutkan niat mereka dan semua kru tim untuk bisa menggelar sesuatu yang istimewa ini. Sesampainya di mulut gua yang masih alami ini semua rombongan beristirahat sebentar dan nampak para perias memperbaiki riasan para calon pengantin.
Setelah dirasa cukup prosesi dimulai lantunan Ayat Suci Al Quran surat Al ‘Alaq menggema di dalam gua. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan prosesi ijab qobul dengan dipimpin langsung Kepala KUA Wonosari Harsono dengan saksi nikah Lurah Desa Mulo Sugiyart dan Ketua Fortais Indonesia & Nikah Bareng Nasional RM. Ryan Budi Nuryanto, SE.
Dengan mahar seperangkat alat sholat dan satu toples walang goreng khas Gunungkidul.
"Nikah bareng sosial ini telah kami lakukan sejak 2006 pasca gempa bumi Jateng-DIY,"ujar dia.
Dengan perbedaan yang ada ini sebagai perekat persatuan bangsa berlandaskan budaya dan kearifan lokal daerah dari masing-masing peserta.Pernikahan kali ini membawa misi sosial, religi, nasionalisme, budaya, wedding destinasion pertama di Yogyakarta dan kebangkitan dari pandemi yang dibangun secara bersama-sama diharapkan dengan berkonsep nikah bareng. iNewsSidoarjo.id
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait