Hadapi Konspirasi Yahudi, Ini Sosok Raja Inggris Edward VIII

Miftah H. Yusufpati
Edward memilih turun tahta, dan melanjutkan pernikahannya dengan Willy Simpson. Foto/Ilustrasi: Ist

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Dia adalah Victor Marsedan. Tokoh ini menerjemahkan buku berbahasa Rusia karya Sergay Niloss berjudul "Bahaya Yahudi" yang terbit tahun 1905 ke dalam Bahasa Inggris dan mengedarkannya dengan judul "The Protocols of Learned Elderly of Zion".

"Setelah buku itu beredar, terjadilah goncangan besar di Inggris, yang kemudian menjalar keseluruh dunia," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993), dikutip dari sindonews.com pada Sabtu (23/12/2023).

William G. Carr mengaku menjadikan buku Niloss ini sebagai rujukan utama.

"Setelah mengadakan kajian dan analisa mendalam selama beberapa tahun, akhirnya kami sampai pada kesimpulan yang meyakinkan, bahwa dokumen Niloss, atau yang dikenal dengan Protocols of learnedelderly of Zion tidak lain adalah ucapan asli yang disampaikan dalam Kongres yang di adakan oleh Amschel Rothschild tahun 1773 di Frankfurt," ujarnya.

Menurut William, kekuatan setan itu sejak lama telah membentuk organisasi yang memiliki jaringan internasional, dengan tujuan menghancurkan masyarakat dunia. Organisasi ini tidak lain adalah paham Zionisme dan Komunisme sebagai kedok yang membungkus gurita busuk.

Para pemilik modal Yahudi segera melangkah mengadakan propaganda besar-besaran dengan melemparkan tuduhan klasik, seperti biasa mereka lakukan, bahwa dokumen yang terdapat dalam buku Niloss itu palsu, yang bertujuan hendak meniupkan gelombang antisemitik.

Diketahui jika para pemilik modal internasional tidak bisa memukul Marsedan secara terbuka. Banyak kawan Marsedan justru akan membuka rahasia lebih luas lagi. Marsedan bekerja pada harian The Morning Post sampai tahun 1927.

Saat itu,golongan yang berpengaruh di Inggris yang menyadari bahaya Yahudi internasional bisa membujuk pemerintah Inggris untuk mengangkat Marsedan sebagai orang kepercayaan putra mahkota Inggris, Duke of Wales. Waktu putra mahkota akan mengadakan lawatan panjang keliling wilayah kerajaan Inggris, Marsedan diminta untuk mendampingi sang pangeran.

Sepulang dari lawatan itu, sang pangeran tidak lagi bergaya hidup mewah dan boros, tapi berubah menjadi orang yang berpandangan jauh. Selama dalam perjalanan, Marsedan sengaja menunjukkan semua dokumen dan bukti yang ada padanya tentang seluk-beluk Konspirasi internasional, dan peran yang dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional dari balik layar.

Setelah beberapa saat pulang dari lawatannya berkeliling bersama sang pangeran, Marsedan meninggal dunia secara mengejutkan. Ini jelas bukan peristiwa kebetulan. Di sisi lain, setelah kembali dari perjalanannya, sang pangeran mengalihkan pola hidupnya dari hidup pesta-pora dan bersenang-senang kepada hidup serius untuk memanfaatkan peluang baik dalam memikirkan politik dan ekonomi.

Ia suka membaur dengan berbagai kalangan rakyat. Sang pangeran telah meninggalkan adat kebiasaan turun temurun, yang melarang seorang pangeran campur tangan dalam masalah umum. Ia menentang setiap langkah politik yang telah ia ketahui berasal dari prakarsa para pemilik modal Yahudi.

Jelaslah kiranya, pangeran telah masuk ke dalam pertikaian melawan kekuatan terselubung yang sedang memerintah Inggris. Hal ini benar-benar terjadi ketika ia menaiki tahta kerajaan Inggris bulan Mei 1936 dengan gelar Raja Edward VIII.

Para pemilik modal Yahudi internasional segera tahu, bahwa pertikaiannya melawan raja baru Inggris itu adalah perang yang menentukan.

Mereka tidak mau membuang-buang kesempatan dalam penyerangannya kepada Raja Edward VIII, sejak raja naik tahta. Mereka amat berpengalaman sejak berabad-abad lamanya dalam menghadapi masalah seperti ini, dan banyak belajar untuk mempersiapkan segalanya dalam rangka operasinya.

Mereka mulai menyerbu dengan propaganda gosip yang terkenal itu. Ini ternyata tidak mudah. Sebab, Raja Edward diketahui hidup bersih sejak ia kembali dari lawatannya itu. Namun mereka tidak kehilangan akal.

Mereka segera menemukan sasaran yang dicari pada diri wanita terkenal bernama Willy Simpson. Ia adalah seorang janda jelita berkebangsaan Amerika, yang hendak dikawin oleh Edward.

Segeralah mesin propaganda besar-besaran diarahkan kepada masalah ini untuk membentuk opini umum di Inggris menentang wanita itu. Masalah ini menjadi isu paling hangat di Inggris, dan memaksa Edward memilih salah satu alternatif, turun tahta atau kawin dengan Willy Simpson.

Edward diperingatkan oleh perdana menteri Inggris Mr. Boldwinagar menentukan sikap. Akhirnya Edward memilih turun tahta, dan melanjutkan pernikahannya dengan Willy Simpson. Inggris mengalami masa peralihan baru sejak Edward VIII turun tahta.

Pertikaian terjadiantara para pemilik modal Yahudi internasional melawan para pendukung mantan Raja Edward yang masih bertahan merintangi gerak-gerik mereka.

Para pemilik modal Yahudi internasional bertekad akan mengalahkan para pendukung Edward, berapa pun harga yang harus dibayar, demi menaikkan seorang pendukung Zionisme kawakan Winston Churchill ke tampuk kekuasaan sebagai perdana menteri. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network